Takkan Pernah Berhenti



Sinarnya begitu cerah dalam mengawali paginya hari ini. Suara gemerisik dedaunan karena tiupan angin mengaluni setiap langkah kaki yang ia hentakkan. Bersama semangat dan senyum ceria, tanpa rasa tergesa-gesa ia kesekolah dengan muka berseri-seri.
            Namanya adaalah ZIA AGUSTINA. Yang biasa dipanggil zia. Dia cantik, Ramah, baik dan juga pandai.banyak prestasi yang ia raih, mulai lomba tingkat kota hingga tingkat ia harus tetap membayar bahkan pernah masuk tingkat nasional. Tapi ia harus tetap membayar uang sekolah setengahnya padahal disekolah lain siswa yang berprestasi mendapatkan bea siswa.
            Umurnya bariu menginjak 16 tahun. Masa-masa inilah yang seharusnya menjadi masa berbahagia tapi ia harus membantu kedua oranggtuanya. Ayahnya hanyalah seorang pemungut barang bekas sedangakan ibunya hanya buruh cuci rumahan.
            Terkadang ia menangis melihat orangtuanya harus bekerja keras untukknya. Ingin rasanya membantu mereka tapi apa dayanya, orangtuanya melarangnya dengan alasan dia masih kecil dan harus terus belajar untuk meraih cita-citanya.
“selamat pagi pak tarno!” sapanya pada pak satpam dengan ramah.
“pagi juga neng,, wah kalau kayak gigni terus jadi semangat deh!”
“ah bapak bisa aja”(tersenyum manis)
Ketika ia sedang berbincang dengan pak tarno. Ia tersenggol hingga jatuh kepafing.zahwalah yang menabraknya dengan sengaja. Karena memang dari dulu dia tidak suka sama zia bahkan dia pernah hamoir menumpakan cairan kimia ketangan zia.
“auuuuwww ! “jeritnya
“siapa suruh berdiri didepan gerbang.. “katanya
“hello..! ini jalan umum keles !”sindir temannya, desi
“emang jalan ini punya elo ? elo gak berhak lewat sini seharusnya, uang sekolah elo kan belum lunas hahahaha” olok rika ,teman zahwa juga.
Lalu eninggalkan zia yang tersungkur dipafing. Pak tarno pun tak bisa berbuat apa-apa.
            Jam pelajaran pun dimulai dan kini adalah waktunya posttest pelajaran fisika. Suasana kelass menjadi tegang setelah bu nining dan keduan penjaga massuk kedalam kelas. Tetapi zia mencoba tetap tenang ketika sudut ruangan terisi dengan rasa  cemas dan takut.
            Dug..dug..dug..dug denyut nadi yang mengencang. Menunggu giliran zia dipanggil. Dan tak berujung lama
“zia agustina?”
“iya bu”
“rumus percepatan?”. Dengan sedikit tegang karena mendapat giliran kedua. Guguppun berhembus menyelimuti fikirannya.
“kok diam? Buguru nyuruh lo jawab bukan diam? Nggak bisa ya? Hahaha”sindir zahwa
“rumus kecepatan ada dua yaitu untuk kecepatan sesaat harus diturunkan. Vt= sedangkan untuk kecepatan rata-rata langsung dicari perubahannya saja yaitu”. Menjawabnya dengan tenang.
“kamu memang pandai nak !padahal pelajaran ini belum ibu ajarkan pada kalian. Oh iya nak, beberapa minggu lagi akan ada olimpiade fisika tingkat nasional. Ibu harap kamu bisa mengikutinya”. Ujar bu nining.
            Rembulan telah menghiasi malam yang indah ini. Tak lupa bersama bintang yang selalu menemaninya. Belajar disudut kamar kecil dengan pencahayaan yang kurang membuat zia tak pantang menyerah. Fikirannya tertuju pada tawaran bu ninimg tadi. Kemungkinan jika ia ikut olimpiade lagi ia bisa mendapatkan beasiswa.
            Tok..tok..tok... suara ketukan pintu kamarnya membuyarkan fikirannya. Lekas cepat ia membuka pintu itu.
“ibu...” ujarnya. Ia lihat rona kesedihan ada diwajah ibunya.
“ibu ada apa? Kenapa ibu bersedih?”
Ibunyapun meneteskan air mata. Dan mulai berbicara terbata-bata.
“anakku zia,, berhentilah sekolah dan bantulah ibumu bekerja”
            Hatinya tersentak , tak mungkin seorang ibu menyuruh anaknya berhenti sekolah. Padahal dahulu ibunyalah yang menyuruhnya uuntuk terus belajar.
“kenapa bu? Bukankah ibu yang menyuruh zia untuk tetap bersekolah? Tapi sekarang kenapa ibu menyuruh zia berhenti sekolah?” (menangis tersedu-sedu)
“nak belajar itu tak harus disekolah, dirumah juga bisa. Nak ayahmu tadi terserempet mobil dan kakinya retak, ibu terpaksa menggunakan uang tabungan untuk sekolah kamu, untuk saat ini berhentilah sekolah dulu nak”
            Zia tak bisa menahan tangis . iapun langsung memeluk ibunya. Dan dalam hatinya ia berkata;” sekarang apa yang harus kulakukan ya allah, aku tak mau berhenti sekolah, tapi aku juga tak ingin memberatkan kedua orang tuaku.. apalagi ayahku yang sedang sakit,, tunjukkan lah jalanMu”
            Sayup-sayup angin membuat udara semakin dingin. Zia yang bersiap-siap sekolah tak sesemangat seperti biasanya. Wajahnya dironai kesediah yang cukup mendalam. Dan mungkin ini adalah hari-hari terakhirnya untuk masuk sekolah. Kini mulutnya terbungkam tak berbicara sepatah katapun. Yang biasanya menyapa pak tarno sekarang tidak lagi.
“zia,, bagaimana tawaran ibu kemarin?”ucap bunining yang membuyarkan lamunannya.
“tapi bu,, saya belum bisa membayar uang sekolah,, dan mungkin saya akan  keluar dari sini. Tapi saaya akan memenagkan olimpiade itu dulu bu” jawabnya sambil tersenyum.
“tenanglah zia,,  uang sekolah itu akan hangus jika kamu sudah memenagkan olimpiade itu,, bapak kepala sekolah akan memberimu beasiswa dua tahun kedepan selama kamu masih terus berprestasi”
Zia pun gembira mendengar kabar itu. Dan sepulang sekolah ia pun langsung pulang kerumah
“ibu...ibu...ibu!” teriaknya memanggil nama ibunya dan mencarinya
“ibu...ibu..ayah...ayah...!”(cemas)
Tiba-tiba seorang tetangga memberi informasi bahwa ayahnya harus dibawa kerumah sakit karena kakinya bukan cuman retak tapi harus dioperasi. Dan zia pun langsung pergi kerumah sakit itu.
            Memang berat rasa hatinya menerima ujian ini. Ia hanya diberi waktu tiga hari untuk melunasi biaya operasi itu. Dan biayanya pun tidak semurah itu. Dua puluh lima juta. Mana mungkin dalam waktu tiga hari zia dan ibunya bisa menggumpulkan uang sebanyak itu?
                                                                        @@@@
“tumben putri zia tercantik apalagi anak tukang pemungut sampah berwajah murung? Biasanya aja selalu menggoda para cowok untuk tersenyum dan tertawa dengannya?”ujar zahwa dengan kata yang pedas
“katanya ada yang lagi butuh duit ya? Hahaha” kata desi
“apah..? butuh duit? Ohhh... mau gue bantu? Mumpung gue lagu bermurah hari sama elo” ziapun tidak menggabres kata-kata zahwa.
“mau nggak? Dalam waktu tiga hari elo dapet 20juga kok ! tenang aja. 1....2....”
“iya... gue mau” jawab zia
“nah gitu dong... mikir aja lama banget . dasar mata duitan. Nanti malem gue tunggu di taman sekolah jam 7. Inget jam 7 gak boleh telat” ucapnya dengan sombong
            Disisi lain zia terus belajar untuk mengikuti olimiade itu. Bunining terus membimbingnya dan menasehatinya agar bisa membedakan antara waktu belajar dengan beristirahat karena olimpiadenya pun akan berlangsung 5 hari lagi.
                                                                        @@@@
            Pukul tujuh tepat zia telah menunggu di taman sekolah. Taak lama kemudian zahwa mengha,pirinya dengan mobil merahnya itu dan memperhatikan penampilan zia.
“kalo elo pakai pakaian kayak gini.. gak ada yang mau dilayanin sama elo!” kata zahwa
“maksudnya apa sih? Dan aku harus kerja apa?”
“cuman jadi pelayan pengganti aja kog selama tiga hari. Cepat ganti pakaian dengan ini dan cepat naik”
Ziapun menuruti kata-kata zahwa. Dan ia disuruh memakai rok mini dan kaos putih khas pelayan. Zahwa memang punya niat buruk pada zia. Ia ingin merendahkan namanya dan mengeluarkan serta mengagalkan olimpiade nasional yang ia ikuti dengan mempekerjakannya didiskotik. Bagaimanapun seorang siswa yang masih kecil tak boleh bekerja ditempat seperti itu.
Tiga haripun telah berlalu dan zia sudah bisa membayar uang operasi ayahnya . tinggal 2 hari.. ia gunakan waktu itu untuk belajar demi untuk tetap bersekolah . tapi ternyata masalah pun terjadi. Tanpa ia sdari foto-foto ia bekerja didiskotik itu tersebar keseluruh siswa bahakan bunining pun tau tentang hal itu dan langsung menemui zia.
“zia,, apa maksud dari semua ini? Kamu mau mencemarkan nama baik sekolah ini?”ucap bu nining dengan marah
“bu... dari mana inu tau ten...”
“ tak perlu tau tentang itu yang penting.. apakah semua ini benar? Jwab zia jangan hanya dian dan menangis saja!”
“iya bu... zia butuh biaya untuk operasi ayah zia.. 20juta zia harus mencarinya dalam waktu 3hari,, zia hanya bekerja sebagai pelayan disitu bu...  dan bukan yang lain!”terang zia
“baiklah ibu percaya sama kamu.. sekarang ibu akan menjenguk ayah kamu.. dan kamu belajarlah diperpustakaan jangan kekelas. Karena kamu akan dijadikan bahan perbincangan saja”
                                                                                    @@@@
            Bunining pun memjenguk ayah zia dan juga menanyakan soal pekerjaan zia didiskotik. Dan ibunya pun kaget kenapa putrinya sendiri bisa membohonginya? Ibunya marah besar. Saat zia datang ibunya mengembalikan semua uang itu.
“ibu lebih senang kamu jadi anak bodoh daripada kamu jadi anak pandai tapi tk bisa menggunakan otakmu dalam berfikir? Kamu memang bukan anak yang bisa dibanggakan?”
            Hanya isak tangis yang menemaninya saat ini . perasaan bersalah kepada ibunya membuatnya tak berdaya. Ia mengurung dirinya dikamar dan tidak keluar sama sekali. Padahal besok olimpiade itu akan segera dilaksanakan. Bunining menjelaskan semua hal itu tentang zia dan olimpiade itu agar ibunya zia mau membujuk zia mengikuti olimpiade itu demi kelanjutan sekolah zia.
“bu saya mohon bujuklah zia ... dengan memenagkan olimpiade ini zia akan mendapatkan beasiswa,, dan agar zia lebih mudah dalam menggapai keinginanya,, dia ingin bisa menghajikan ibu.. saya minta dengan sangat ibu mengizinkan zia mengikuti olimpiade ini karena zia sangat ingin untuk terus bersekolah”
“ baiklah bu... saya akan membujuknya”
            Dan ternyata zia mendengar perbincangan itu , dia sangat bahagia sekali. Dia langsung mengusap air matanya , mengambil buku fisika dan mempelajarinya. Dia ingin membuktikan bahwa ia bisa membanggakan kedua orang tuanya . dan akhirnya ia berhasil membuktika itu.. ia memperoleh juara 1 tingkat nasional dan ia persembahkan kemenangan itu untuk ibunya. Ia tetap bisa bersekolah dan mulai belajar dengan sungguh sungguh dalam menggapai cita-citanya. Dan ketika harapan itu ada, seharusnya kita menyanggupinya, berusaha beristiqomah memperjuangkannya dan meraihnya. Lalu untuk apa kita harus mencari yang lain ?

                                                                        THE AND.
           

                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mimpi Besar? Motivasi Hidup #Part 2

Misalnya saja, ada seorang anak laki-laki yang berhasil duduk dibangku kuliah di sebuah universitas ternama. Anak itupun mendapatkan gelar c...