Ku
arungi pagi ini dengan bacaan hamdalah.Allah
masih mengizinkan aku untuk menatap indahnya cahaya fajar .Lahaulawalaquwwataillabillah… sungguh aku sangat bahagia berada di pondok pesantren Darul Ulum. Santriwati dari
KH. ABDULLAH
Di pesantren ini inginku timba ilmu
agama
setinggi-tingginya. Aku ingin bisa pulang kerumah dengan membawa manfaat untuk kedua orang tuaku.
Nayla
Al-fatih adalah namaku. Aku biasa dipanggil nayla. Pagi ini waktunya hafalan alfiyah dan alhamdulillah aku menjadi
yang terbaik diantara sahabat-sahabatku. Aku sangat senang sekali. Dan
abah mengajakku bersilaturahmi kepesantren langitan. Aku pun menyanggupinya, tapi
anehnya aku disuruh membawa beberapa baju. Pikirku. Apakah nanti akan
menginap ?
"ya udahlah nay,, terima aja dawuh’e abah mungkin karena hafalan kamu kemarin lancar kamu diajak menginap dipesantren itu!”
katadewi yang menasehatiku
"atau mungkin kamu disuruh ngilat disana.
Heem…
asyik deh kayaknya,,, aku aja pengen nay !"kata sari
“yaudah deh aku ikutin kata mbak dewi aja. Nanti kamu juga dapet waktunya kok sar!”(
kemudian semua tertawa)
Hari ini aku berangkat bersama abah ke pesantren itu. Rasanya berat sekali harus meninggalkan teman-temanku disini. Tapi Bagaimana lagi,
aku juga tidak mungkin menolak ajakan abah. Toh kalau aku menolak ,apa pula alasannya.
………………
Jam
menunjukkan pukul 12.30. kami telah sampai dipondok pesantren itu.
Tak ku Duga Pondok ini Lebih besar dari yang
kukira. Kayahnya aku bakal betah deh disini ucapku dalam hati.
Sesampai disini aku disambut dengan hangat. Santriwati dipondok ini sangatlah ramah. Akhirnya aku ditemani salah seorang santri disini namanya khumairo. Abah menyuruhku melihat-lihat pesantren ini dahulu.
"oh… jadi kamu ya orangnya… ,
pantes aja gus fais sering pergi kepesantrenmu… kamu cantik sih !"
"maksudnya apa ya mbak khumai,, saya ndak ngerti,,"
"apa ? .. kamu nggak tau,,,???
apa kamu nggak pernah bertemu dengan gus fais ? padahal dia sering loh kepesantrenmu itu!"(
aku hanya menggelengkan kepala)
Tiba-tiba abah memanggilku dan aku pun
ditemani mbak khumairo sampai kedepan pintu lalu ummi menjemputku kedepan pintu. aku pun duduk disebelah ummi.
Ternyata diruangan ini sudah ada banyak orang. suasana hening sejenak,
kemudian ada seorang lelaki masuk.
“assalamu’alaikum…”(ucapnya dengan santun nan lembut)
“wa’alaikumsalam… fais.. duduk sini le” tutur KH. Abdul Fattah.
Subhanallah cahaya wajahnya sangat indah. Dia tersenyum kepadaku. Dan
aku pun tersenyum kepadanya. tak lama kemudian KH.Abdul Fattah memulai pembicaraan.
“nayla anakku… tadi setelah berbincang-bincang dengan abahmu..
kami sepakat untuk menjodohkanmu dengan putraku Muhammad Faiz Naufal.
Mungkin kamu belum pernah mengenalnya tapi faiz sudah lama mengenalmu..”tutur KH.
Abdul Fattah.
Suasana pun menjadi hening…
hatiku tersentuh dengan ucapan itu. Entah tak tau…
apakah aku harus merasa bahagia atau merasa sedih. Kemudian fais pun mulai bicara
“sebelumnya ana minta maaf kepada dik nayla
yang mungkin ini terlalu cepat. Nama ana fais.
Ana berniat ingin menyunting dik nayla sebagai calon istri ana. Dan
mungkin dik nayla belum mengerti bagaimana sikap ana. tapi ana tau
sifat dan sikap dik nayla oleh karena itulah ana ingin menyunting dik nayla sebagai istri ana. Berkenankah dik nayla menerimanya?”
Subhanallah…
aku seperti bermimpi..bagaimana mungkin, aku dilamar seorang putra dari pondok langitan ini dan ia hanya menginginkan aku untuk menjadi pendampingnya.
Aku tak tau harus bagaimana. Menerimanya atau menolaknya?
“maaf… saya tidak tau harus menjawab apa!.
Saya ikuti kata abah saja..,jika abah mengizinkan.. insyaallah saya bersedia.”(kemudian aku hanya bisa tersenyum).
“itu berarti dik nayla.. mau menerima ana. Alhamdulillah”
Suasana pun kembali diarungi canda dan tawa. Keseriusan
yang mulanya menggetarkan jiwa berubah menjadi rasa
bahagia. Abah memintaku untuk menginap beberapa hari dipesantren ini.”jadi ini maksud abah memintaku untuk membawa beberapa pakaian”
ucapku dalam hati.
………………
Sudah lima hari aku dipesantren ini. banyak pengalaman
yang kudapatkan disini
.aku sangat bahagia. Bahkan mereka sangat menyayangiku. Beberapa menit kemudian sahabatku khumairo memberitahuku bahwa aku ditunggu
bang faiz dimasjid. Aku pun segera kesana bersama dengan khumairo.
“assalamu’alaikum dik nayla”
“wa’alaikumsalam bang fais.. ada gerangan apakah yang
mengundang abang bertemu saya sekarang ini?”
Sejenak bang fais diam.
Dia memandang wajahku lekat-lekat hingga matanya berkaca-kaca.
Kutundukkan pandanganku.
“abang,, jangan memandang kuseperti itu utarakanlah niatmu untuk bicara
!”
“maafkan abang nay,, abang harus meninggalkanmu untuk sementara waktu,
abang mau meneruskan kuliah abang dimesir. Abah dan ummi pun sudah mengizinkan,
bagaimana dengan dik nayla? “
Hatiku pun tersanyat sakit. Air
mataku menetes entah itu menetes bahagia atau menetes karena sedih. Kupandang wajah bang
faiz,
wajahnya pun penuh harap tapi bagaimana dengan hatiku? akankah hatiku bisa menjaga cintanya saat dia pergi? padahal baru beberapa hari lalu dia memeluk hatiku.
“baiklah, mungkin ini memang jalan untuk abang, nayla ikut abang aja,
jika abang hendak pergi, apa yang abang minta dari saya?”
“dik nayla jagalah hafalan dik nayla.. lanjutkanlah menghafal
al-qur’annya,,
abang berharap ketika abang kembali dik nayla telah menghafalnya…jagalah cinta abang dik nayla”
(airmataku menetes mendengar ucapannya ku usap air
mataku dengan sapu tangan)
“aku akan berusaha menjaga cinta abang dan kuharap abang sedemikian rupa”
Suasanapun diarungi keharuan. Aku tak
tau harus bagaimana, rasanya begitu berat untuk melepasnya bahkan jiwa ini berasa lemas sekali.aku
memutuskan untuk kembali ke pesantren darul ulum untuk melanjutkan hafalanku.
……………………
Tiga tahun telah kuarungi.
Rasanya hati ini sangat rindu dengan belai kasih bang faiz. Dan
hari ini aku mendapat kabar dari sahabatku dewi kalau pesawat bang faiz akan mendarat dibandara soekarno hatta hari ini.
Akupun sangat bahagia.
"nayla… apakah kamu udah
tau ? pesawat calon suamimu.. eh..maksudnya bang faiz akan
mendarat hari ini !"
"benarkah itu… alhamdulillah semoga
bang faiz selamat sampai tujuan !"
"apakah kau tak mau menyambut kedatangannya nay ?"
"bukannya aku tak mau menyambutnya,, tapi
lebih baik aku dikamar saja,, biarkan abah umi dan KH. Abdul fattah yang
menyambutnya"
"kok gitu sih ?"
"sudahlah dewi,,, bang
faiz sudah ngerti kok kenapa saya tidak menyambutnya!”
" maksudmu ? "
Aku pun hanya
bisa tersenyum memandang wajah dewi yang diliputi keheranan. Jam menunjukkan pukul 14.30 rombongan penjemput bang
faiz sudah datang. Akupun menuju kemushola.
"assalamu’alaikum..abah umi… "
"wa’alaikumsalam… kamu tambah dewasa saja le"
"mari kita kemushola abah umi… "
Dan
inilah acara yang kunanti-nanti. Bang
faiz menepati janjinya untuk menjemputku menjadi pendampingnya. Dan alhamdulillah berkat doa
dan kuasa-Nya aku bisa menjalankan apa yang diperintahkan bang faiz dan Aku telah
bisa menghafal musyaf al-qur’an.
"oh… jadi ini maksud nayla tadi..pantes
dia tak mau menjemputnya…"
END.