Saat Hatiku Berbicara



        Madrasah Nusa Bakti Negeri 1 semarang adalah sekolahku. Sekolah yang ku impikan selama ini. Tujuanku pun kuharapkan disini.
        Pagi ini sangatlah cerah. Ku arungi sinarnya dengan penuh senyuman. Ku tapakkan kakiku didepan sekolahku dengan penuh semangat. Kudorong sepedaku dengan penuh tenaga hingga sampai tempat parkir. Kemudianku langkahkan kakiku menuju kelasku. Kulihat semua teman-temanku berwajah ceria dan bersemangat.
        Dikelas ini kutemui seorang sahabat yang membuatku bahagia seiring berjalannya waktu.
"pagi sobat.. !"(sapaku pada teman sebangku ku)
"pagi juga lisa yang cantik,,,"(jawabnya dengan penuh kesibukannya)
"lagi ngapain sih kog sibuk banget ?”
“ya biasalah tugas dari pak eko waktu aku nggak masuk kemarin, eh iyatadiguekihatadakompetisisekolahbuatpuisituh! Cobalihatdidinding!”
“oke sip,, tapinantiistirahatajadeh,, lagi males !”
        Pelajarankeduapundimulaisemuamuridmengumpulkantugasnya .tak lama kemudianbapakkepalasekolahmasukkekelasdenganmembawaseorangsiswa. yamungkinitumuridbaru.Danternyatabenardiamuridbarupindahandarimedan.namanyarangga.
“kalaudilihatdaritampangnyasih,, agaksombongyadia!”
“nggaktuh,,, malahandiagantengbanget!”(memandangwajahmuridbaruitu)
“wah,,, kayaknyatemangueada yang jatuhcintapadapandanganpertamaini”(tersenyum )
Teng…teng…teng… jam istirahat pun berbunyi. Akupunsegerakeluar  darikelas. Dina yang kuajakpergikekantinmenolakdenganalasan diamaukenalandenganmuridbaruitu.
“sorry ya lis,, gue nggak bisa nemeni” :D
"ya gak papalah… puas-puasin aja tuh"(akupun meninggalkan dina sendirian)
“oh iya katanya tadi ada lomba , dimana?”
“lihat aja dipapan pengumuman !”

        Akupun bergegas pergi kedepan lobi untuk melihat pengumuman lomba puisi yang dibilang dina tadi. Ku langkahkan kakiku dan kubawa sebuah novel ditangan kananku
“auuuwww”(teriakku kesakitan)
“elo nggak papakan,,, sini gue bantu,, sorry ya,, gue nggak sengaja, soalnya gue buru-buru”(dengan suara lembut dan mengulurkan tangannya)
        Kulihat wajahnya, ternyata rangga, dia menawarkan bantuan kepadaku. Tak tau kenapa perasaanku jadi deg-degan.
“kok ngelamun sih !”
“oh.. iya,,, maaf !”(akupun memegang tangannya dan langsung berdiri)
“auuuwww...”
“kayaknya kakimu terkilir,, “ tanpa berfikir panjang dia langsung mengendongku kearah UKS.
“ehhh... udah udah,,, turunin gue,,, gak enak dilihat anak-anak!”
“kalau aku turunin percuma kamu nggak bisa jalan, udah diem aja bentar lagi nyampek kok!”
        Sungguh,,, mengejutkan,,, baru pertama kali ini ada orang sebaik dia,, dia menggendongku sampai ke UKS. Kutatap wajahnya yang penuh binar cahaya dan senyumnya yang menawan membuatku lupa akan sakitnya kakiku sendiri.
“elo tadi sebenernya mau kemana sih?”tanyaku padanya
“ aku mau lihat syarat buat ikut lomba puisi di lobi!”
“wah sama dong... gue boleh minta tolong nggak?”
“ iya,,, nanti ku tulisin juga buat kamu”
        Tuhan,,, ternyata dia tau apa yang kufikirkan tanpa kuucap dia tau isinya....
                                ...................
        kemudian aku pergi kekelas dengan tanganku dirangkul rangga,, diperjalanan kekelas aku berbincang-bincang tentang pap hobinya dan kegiatannya sehari-hari.
        “pelan-pelan...”
“lisa.... elo kenapa lis..?”
“ini tadi kaki gue terkilir,,, eh iya,, makasih ya ngga udah bantuin gue?”
“ iya sama-sama lagian tadi juga salah gue kog, cepet sembuh aja ya.. dan ini .. syaratnya”(mengulurkan selembar kertas kepadaku lalu pergi kebangkunya)
“katanya elo nggak suka sama rangga?”( dengan muka cuek)
“gue emang nggak suka sama dia, tadi dia nabrak  lalu dia tolongin gue,gitu aja kok din”
        Aku langsung diam. Raut muka dina jadi cemberut tapi dia berusaha menyembunyikannya disela-sela kesibukannya. Aku tau persis gimana dia berubah sikap. Aku memutuskan untuk tidak memberi tau dina soal rangga yang udah mengendongku sampai ke UKS tdi. Aku takut dia kecewa dan menjauhiku.
        Keesokan harinya aku tidak masuk kesekolah karena kakiku sangat sakit sekali. Kuambil handphoneku dan ku telfon dina untuk menyampaikan pesanku pada buguru.
        Rangga tau kalau dina duduk sendirian kemudian rangga menghampiri dina.
“dina ya?”
“emb... eh.. iya,,, ada apa?”
“loh.. kamu kok duduk sendirian, dimana lisa?”
“ oh,,, lisa nggak masuk,, kakinya massih sakit”
“pasti kakinya parah, kamu tau rumahnya kan,, boleh anterin aku kesana nanti pulang sekolah,,, kamu naik apa tadi?”
“aku diantar,,”
“ya udah nanti pulang bareng aku aja sekalian jenguk lisa,, maukan?”
“tentulah..”hati dina sangat gembira sekali walaupun sebenarnya dia juga berfikir kalau perhatian rangga tertuju kepadaku.
                                ..............
        Kini rangga dan dina sudah ada didepan rumahku, kupersilakan mereka masuk. Dan perbincangan pun dimulai. Suasana yang awalnya hening mencekap kini menjadi canda dan tawa.
        Kulihat wajah dina yang agak sedih karena ulah rangga yang selalu ada didekatku. Akupun mencoba menggoda dina dan akhirnya dia menghilangkan rona kesedihannya setelah aku mengajak mereka berdua berlibur kepuncak minggu yang akan datang.
        Aku bingung dengan perasaanku sendiri. Aku tau kalau dina sangat menyukai rangga tapi rangga malah menyukaiku dan aku sadar kalo aku juga menyukainya. Tapi aku tak mungkin menyakiti perasaan sahabatku sendiri yang sudah sejak awal menaksir pria rupawan itu. Aku putuskan untuk menyimpan rasa ini danmerelakan rangga untuk dina demi persahabantan diantara aku dan dina.
                                ...................
        Perjalanan kepuncak pun dimulai hari ini. Aku , dina ,dan rangga telah bersiap dan mobilpun berjalan dengan santai. Didalam mobil kamipun berbincang bincang tentang kisah-kasih yang pernah dilakukan. Tak tersadarkan kamipun telah smpai dipuncak.
“yess,,, akhirnya saampai juga ... “
“iya lis,,, emmmm disini udaranya sangat sejuk,, bakal betah nie kayaknya!”
“udah-uadah jangan ngomong aja... ayo beresin barang-barangnya”sahut dina
        Jam menunjukkan pukul 19.30 malam. Diruang makan ini hanya ada empat orang tak lain yaitu aku, dina, rangga, dan pak udin(supir) . tak tau kenapa tiba-tiba rangga menyodorkan sesendok kue kepadaku.
“ini untuk lisa, makanlah”
Aku bingung  harus gimana sedangka pak udin memboyakku untuk menerimanya. Kupandangi wajah dina yang penuh rassa kecewa dan marah kepadaku. Aku takuk dengan ini dia salah paham. Tak lama kemudian dina berbicara
“ayo dimakan” ucapannya yang berat dengan penuh paksaan . akhirnya kumakan suapan kue dari rangga.
        Makan malampun telah selesai. Aku meninggalkan dina dan rangga diruang makan sendirian. Dan akupun duduk diteras depan sendirian.
        Tiba-tiba ada yang menyekap mataku dari belakang. Dan aku menduga ini pasti rangga.
“lepassin ngga... udah jangan bercanda”
kutengok kebelakang dan ternyata bukan rangga melainkan dina.
“dina???”
“sekarang sudah jelaskan lis... udahlah,, nggak usah disembunyiin lagi,,, gue bener-bener kecewa sama elo..”pergi meninggalkan aku
“din,,, dina tunggu din... dengerin penjelasan gue..”kukejar dina tapi dia keburu masuk kamar dan mengunci pintunya.
        Sekarang aku bingung harus gimana. Dina marah besar kepadaku. Dan rangga... aku memutuskan untuk ketemu rangga.
“ngga..”
“eh lisa.. ada apa.. ini udah malem lo kok belum tidur?”
“gue mau tanya sama elo?”
“tanya apa lis,, aku akan menjawabnya”
“elo suka sama dina?”
“dina ? ya nggaklah,, bukannya sudah jelas... hatiku udah berbicara banyak tentangmu lis...”
“tapi ngga,,, dina suka sama elo... elo ngertiin dia dong..”
“tapi gue nggak bisa lis,,, bukankah dina juga sudah tau kalau aku sangat menyukaimu,,,? Aku juga pernah bicara padanya tentang hal itu”
“apa...”
“iya... (langsung memelukku) aku tau lis kalau dina suka sama aku tapi aku nggak bisa terima cinta dia karena aku cintanya sama kamu bukan sama dia”
“lepas,,, kamu udah nyakitin hati sahabatku ,,, dan andai kamu tau aku nggak suka sama kamu ngga,,, aku hanya menganggapmu sebagai teman dan itu nggak lebih.dan sekarang aku mohon temui dina dan bicara padanya bahwa kamu mencintainya!”
“kamu menyuruhku untuk membohongi perasaanku dan perasaanmu sendiri? Aku nggak bisa lakuin itu,, aku nggak bisa lis nggak bisa. ”
“kamu pasti bisa,,,cobalah dulu”
“lisa... perasaan itu tak bisa dipaksakan.. tapi baiklah jika itu yang kamu inginkan. Oke,, suatu saat nanti hatimu akan berbicara sendiri tentang perasaanmu “pergi meninggalkanku sendirian
        Aku hanya bisa menagis,, aku atu aku salah ,, aku terlalu egois tapi aku tak mau sahabatku terluka. Tak kusangka dinapun mendengar pertengkaran antara aku dan rangga
        Dinapun menghampiriku dan memelukku seraya berkata”kamu bodoh.. seharusnya kamu tau kalau rangga benar-benar sayang sama kamu,, aku tau kalau cinta itu tak bisa dipaksakan tapi kumohon jangan sakiti hati orang yang aku cintai,,”
“tapi jika aku menerima rangga aku akan jauh lebih sakit karna telah menyakitimu din”
“rasa sakit ini bisa terobati dengan senyuman rangga , sekarang pergilah dan temui dia bahwa kau juga sangat mencintainya,, aku tak mau rangga sakit hati,, biarka aku saja yang merasakannya.. inilah permintaanku ,, dan aku sangat kecewa sama kamu jika kamu nggak menerima rangga”
        Akupun hanya bisa menagis. Dina mengorbankan perasaan nya demi rangga. Aku tau dan aku sadar kalau aku juga sangat mencintai rangga . kemudian aku bertemu dengannya dan aku berbicara padanya kalau aku sangat mencintainya. Karena cinta sejati takkan datang sama persih untuk kedua kalinya.








       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mimpi Besar? Motivasi Hidup #Part 2

Misalnya saja, ada seorang anak laki-laki yang berhasil duduk dibangku kuliah di sebuah universitas ternama. Anak itupun mendapatkan gelar c...